Profil Partai,
Sejarah Berdirinya PAN
Posted Unknown
Published Sabtu, 20 April 2013
Sejarah Berdirinya PAN
Kelahiran Partai Amanat Nasional (PAN) dibidani oleh Majelis Amanat
Rakyat (MARA), salah satu organ gerakan reformasi pada era pemerintahan
Soeharto; PPSK Yogyakarta, tokoh-tokoh Muhamadiyah, dan Kelompok Tebet.
PAN dideklarasasikan di Jakarta pada 23 Agustus, 1998 oleh 50 tokoh nasional, di antaranya Prof. Dr. H. Amien Rais, Faisal Basri MA, Ir. M. Hatta Rajasa, Goenawan Mohammad, Dr. Rizal Ramli, Dr. Albert Hasibuan, Toety Heraty, Prof. Dr. Emil Salim, A.M. Fatwa, Zoemrotin, dan lainnya.
PAN dideklarasasikan di Jakarta pada 23 Agustus, 1998 oleh 50 tokoh nasional, di antaranya Prof. Dr. H. Amien Rais, Faisal Basri MA, Ir. M. Hatta Rajasa, Goenawan Mohammad, Dr. Rizal Ramli, Dr. Albert Hasibuan, Toety Heraty, Prof. Dr. Emil Salim, A.M. Fatwa, Zoemrotin, dan lainnya.
Sebelumnya pada pertemuan tanggal 5-6 Agustus 1998 di Bogor, mereka
sepakat membentuk Partai Amanat Bangsa (PAB) yang kemudian berubah nama
menjadi Partai Amanat Nasional (PAN). PAN bertujuan menjunjung tinggi
dan menegakkan kedaulatan rakyat, keadilan, kemajuan material dan
spiritual. Cita-cita partai berakar pada moral agama, kemanusiaan, dan
kemajemukan. Selebihnya PAN menganut prinsip nonsektarian dan
nondiskriminatif. Untuk terwujudnya Indonesia baru. Titik sentral dialog
adalah keadilan dalam mengelola sumber daya sehingga rakyat seluruh
Indonesia dapat benar-benar merasakan sebagai warga bangsa.
Platform PAN
PAN mempunyai Azas : “ Ahlak Politik Berlandaskan Agama yang Membawa Rahmat bagi Sekalian Alam”. Identitas : PAN adalah partai politik yang menjadikan agama sebagai landasan moral dan etika berbangsa dan bernegara yang menghargai harkat dan martabat manusia serta kemajemukan dalam memperjuangkan kedaulatan rakyat, keadilan sosial, dan kehidupan bangsa yang lebih baik untuk mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang makmur, maju, mandiri dan bermartabat. Sifat : PAN adalah partai yang terbuka bagi warga negara Indonesia, laki-laki dan perempuan yang berasal dari berbagai pemikiran, latar belakang etnis maupun agama, dan mandiri.
PAN mempunyai Azas : “ Ahlak Politik Berlandaskan Agama yang Membawa Rahmat bagi Sekalian Alam”. Identitas : PAN adalah partai politik yang menjadikan agama sebagai landasan moral dan etika berbangsa dan bernegara yang menghargai harkat dan martabat manusia serta kemajemukan dalam memperjuangkan kedaulatan rakyat, keadilan sosial, dan kehidupan bangsa yang lebih baik untuk mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang makmur, maju, mandiri dan bermartabat. Sifat : PAN adalah partai yang terbuka bagi warga negara Indonesia, laki-laki dan perempuan yang berasal dari berbagai pemikiran, latar belakang etnis maupun agama, dan mandiri.
Visi : Terwujudnya PAN sebagai partai politik
terdepan dalam mewujudkan masyarakat madani yang adil dan makmur,
pemerintahan yang baik dan bersih di dalam negara Indonesia yang
demokratis dan berdaulat, serta diridhoi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.
Misi : mewujudkan kader yang berkualitas; mewujudkan
PAN sebagai partai yang dekat dan membela rakyat, mewujudkan PAN
sebagai partai yang modern berdasarkan sistem dan manajemen yang unggul
serta budaya bangsa yang luhur; mewujudkan Indonesia baru yang
demokratis, makmur, maju, mandiri dan bermartabat; mewujudkan tata
pemerintahan Indonesia yang baik dan bersih, yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan
kesejahteraan umum, serta mencerdaskan kehidupan bangsa; mewujudkan
negara Indonesia yang bersatu, berdaulat, bermartabat, ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, serta dihormati dalam pergaulan internasional. Garis
Perjuangan Partai : partai dan pemenangan pemilu; perkaderan yang
handal; partai yang dicintai rakyat; membangun organisasi PAN yang
modern.
Kongres PAN III
Pada kongres PAN III di Batam, 8-10 Januari 2010, Ir. M. Hatta Rajasa terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum DPP PAN dan Prof. DR. M. Amien Rais, MA sebagai Ketua MPP DPP PAN untuk periode 2010-2015. Dalam kepengurusan yang baru, prinsif pengelolaan partai yang dipegang adalah melanjutkan yang baik, memperbaiki yang buruk serta selalu mencari cara untuk selalu lebih baik.
Pada kongres PAN III di Batam, 8-10 Januari 2010, Ir. M. Hatta Rajasa terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum DPP PAN dan Prof. DR. M. Amien Rais, MA sebagai Ketua MPP DPP PAN untuk periode 2010-2015. Dalam kepengurusan yang baru, prinsif pengelolaan partai yang dipegang adalah melanjutkan yang baik, memperbaiki yang buruk serta selalu mencari cara untuk selalu lebih baik.
Dengan bertekad memenangkan Pemilu 2014 dengan target double digit
adalah hasil yang harus dicapai pada kepengurusan kali ini, tentunya
dengan kerja keras bersama. Pada kepengurusan DPP PAN periode 2010-2015
dengan struktur kepengurusan yaitu : Badan Pembinaan Organisasi dan
Keanggotaan, Badan Komunikasi Politik, Badan Litbang, Badan Advokasi,
Badan Perkaderan, Badan Luar Negeri, Badan Perempuan, Badan Kebijakkan
Publik, Bakokal, Badan Ekonomi dan Bappilu. Pada Bappilu telah terjadi
perubahan paradigma dalam struktur kepengurusan, dengan dibentuknya
Badan Pembinaan dan Pemenangan Pemilu (Bappilu) berdasarkan kewilayahan,
agar lebih terfokus untuk menangani langsung kewilayahan partai dalam
rangka pembinaan partai dan pemenangan partai.
0 komentar
Komentar Anda